Cara menghilangkan Stress menurut Kitab Alhikam

Cara menghilangkan Stress menurut Kitab Alhikam-Rasa stress dengan beban pekerjaan banyak dan masalah banyak pasti dialami oleh banyak orang pada umumnya.

Rasa ini bisa berupa kecemasan yang tidak kunjung meredam, rasa putus asa dengan keadaan kerap kita rasakan dalam kehidupan sehari hari.

Orang yang pintar adalah orang ayng berhasil mengelola mental, putus asa, kecemasan  bahkan emosi sehingga  tidak terjerumus oleh godaan dan Rayuan syaithon.

Betapa pentingnya cara mengelola kesehatan mental ini,  ada kitab yang yang secara detail menjelaskan bagaimana upaya yang dapat dilakukan saat dilanda kecemasan ini. yaitu Alhikam,

Kitab ini merupakan  mahakarya Ibnu Athaillah al-Sakandari, murid dari Abu Hasan al-Syadzili (Pendiri Thariqah Syadziliyah).

disandur oleh Gus Baha dalam Majelis Diniyahnya ketika membahas kitab ini, salah satu ungkapan penulis tentang rasa putus asa dan kecemasan yang mendalam adalah sebagai :

الاهي , كلّما أخرسني لؤمي أنطقني كرمك

“Tuhanku, jika aku ingat dosaku, rasanya tak pantas aku masuk masuk surga. Tapi jika melihat kemurahan-Mu, pantas saja.”

rasa penyesalan mendalam akan perilaku dosa memang sering kita rasakan dikala kita sadari dosa yang kita perbuat, lantas apakah dengan dosa kita tidak berkarya? Tidak bekerja?

Nah jika demikian kita telah masuk kedalam jebakannya syaiton. Naudhubillah… Lantas Ibnu Athaillah al-Sakandari memberikan saran dan nasehat tentang ini

وكلّما أيستني أوصافي أطمعتني منّتك

“Ketika saya putus asa dengan sifat-sifat saya yang buruk, maka saya di gerakkan lagi oleh harapan, karena saking melimpahnya anugerah Allah Swt.”

ada satu arti yang tersimpan didalam Kutiban alhikam bahwa ketika kita terlalu banyak melakukan dosa dan kesalahan  besar maupun kecil di masa lampau, hingga seakan-akan dari diri kita ada rasa kita tak pantas untuk merasakan kenikmatan di masa mendatang. Padahal ketika kita mengingat tentang sifat kemurahan dari Allah Swt, bahwa siapapun pantas untuk mendapatkan kemurahan dari Allah.

Beliau menyarankan dalam mengelola stress adalah dengan kita mengingat bahwa rahmat Allah itu luas dan harapapn dimasa akan datang yang baik akan dapat kita wujudkan.

Ngaji juga di:

Harapan akan memperbaiki keadaan itu akan selalu ada, jika hari ini dilanda masalah esuk bisa jadi Allah melimpahkan anugrah.  overthinking, sumpek, cemas, stress, bahkan depresi hingga putus asa datang hanya beberapa saat, tidak sebanding dengan anugrah usia kita selama ini yang lama dan kita dapat menikmatinya.

Terlebih dengan harapan-harapan tentang kebaikan kita di masa mendatang, jika kita mengehendaki bertekad mengusahakan untuk memperbaiki, sungguh Tuhan akan membukakan jalan kemudahan dalam hidup. dari sini kita diajarkan untuk memahami segala sesuatu dari sisi positifnya maka dengan demikian kita akan memperoleh ketenangan diri

Dengan demikian , teruntuk kita semua generasi akhir zaman ketika sedang overthinking berada di situasi yang pelik sulit hingga memojokkan kita, lebih baik kita mengistirahatkan diri dulu dan serahkan kepada Allah akan urusan kita.

Ingin Publikasi Ilmiah dilaman berikut Asyafina Jurnal

 

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Click here to login or register