Kajian Risalah Qusyairiyah: Hikmah Duka Cita dalam Pelipur Lara

Kajian Risalah Qusyairiyah: Hikmah Duka Cita dalam Pelipur Lara. sebelum masuk kajian kita perlu pahami data kebagiaan di Indonesia.

Daerah yang paling bahagia ada ditimur Indonesia, disisi lain daerah barat Indonesia tidak satupun yang  masuk dalam sepuluh besar, kecuali provinsi jambi. bicara kebahagiaan tentu kebalikannya adalah kesedihan dan duka cita. untuk itu kali ini kami akan menjelasakan tentang hikmah duka cita sebagai pelipur lara. utamanya yang tinggal di Indonesia bagian barat.

Menurut Prof Nazarudin Umar, Duka Cita merupakan sebuah rasa yang kita rasakan tentang sedih dan kita merasa menyesal akan perbuatan dan kita terlepas dari lembah kelalaian(sedih dan menyesal kepada Allah). Rasa ini memang diciptakan oleh Allah kepada manusia dan  Allah juga mampu menghilangkannya sebagai hadiah oleh muslim, tentu banyak rasa yang kita terima dengan hal tersebut.

Dalil Hikmah Duka Cita dalam Pelipur Lara

sebagai mana yang telah di firmankan oleh Allah SWT yang terukir disurat Q.S Al fathir ayat 34

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَۗ اِنَّ رَبَّنَا لَغَفُوْرٌ شَكُوْرٌۙ .

 

Artinya :

Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri,(Q.S Al fathir: 34)

kemudian Nabi pun juga menghibur umatnya bagi yang memiliki duka cita yang mendalam, sebagai mana yang tertuang dalam Hadist rosullulah

عن أبي سعيد وأبي هريرة رضي الله عنهما مرفوعاً: «ما يُصيب المسلم من نَصب، ولا وصَب، ولا هَمِّ، ولا حَزن، ولا أَذى، ولا غَمِّ، حتى الشوكة يُشاكها إلا كفر الله بها من خطاياه».
[صحيح] – [متفق عليه]

Artinya:

 “Tidaklah seorang muslim ditimpa kepayahan, sakit, dukacita, kesedihan, penderitaan, dan kesusahan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah menghapus dosa-dosanya dengan sebab itu”

Bagaimana sikap kita dalam duka cita?

Kita perlu bersifat qonaah, karena sesungguhnya kita menganggap ini musibah tapi justru itu adalah rahmat. Kadang-kadang kita juga menganggap ini sebuah rahmat maka justru ini adalah musibah.

Seandainya Allah SWT membukakan rahasia suatu musibah maka kita akan mensyukuri suatu musibah itu. Begitu juga seandainya Allah SWT membukakan sebagian kenikmatan maka dia akan meratapi penyesalannya.

Karena itu, jalanilah kehidupan ini secara wajar. Jangan mengcopi paste gaya kehidupan orang lain sebab Allah SWT memberikan jalan kehidupan dengan jalan sendiri-sendiri. Yakinlah apa yang telah diberikan Allah kepada kita dan sesungguhnya inilah yang terbaik.

Kita harus bersikap qanaah karena itu gudang yang tidak pernah abis dan kekayaan yang tidak pernah berkurang. Kita merasa cukup atas pemberian Allah yang telah diberikan kepada kita.

Qanaah itu salah satu ciri orang yang bertakwa. Allah SWT berfirman:

فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا۟ ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا

 

Artinya:

Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar

 

Penutup 

Demikian adalah tulisan singkat tentang Risalah Qusyairiyah: Duka Cita Dalam Tasawuf, jika ada yang bertanya tentang artikel ini silahkan tinggalkan dikolom komentar berikut ya sobat. Semoga bermanfaat, jangan lupa share  dan ikuti ngaji di Asyafina Academy

 

sumber tulisan berasal dari kajian dari Prof Nazarudin Umar berikut ini :

 

Baca Juga:

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Click here to login or register