Urban effect: Pembangunan Jalan, Buble Pun Jalan

Urban effect: Pembangunan Jalan, Buble Pun Jalan. Lantaran sebagai pusat peradaban kehidupan, kota menjadi salah satu pusat pembangunan sebuah peradaban.  Sayangnya, Pembangunan di perkotaan selama ini masih bersifat parsial semata, sehingga akan dapat menimbulkan banyak permasalah yang besar. Pembangunan hanya terpusat pada bangunannya saja kemudian harus mangabaikan manusianya hingga timbul jeritan kemiskinan, kelaparan dan keterpurukan. Mungkin diperparah dengan pembangunan perkotaan di Indonsia yang tidak merata memicu permasalahan sosial yang dapat mengancam kedamaian diperkotaan. Sebut saja pembangunan megacity di perkotaan, permasalahan lingkungan yang terus di abaikan diperparah dengan mengabaikan masalah sosial yang ada di sekitar menjadi sebuah masalah yang serius yang harus diperhatikan. Ditengah permasalahan tersebut warga sekitarnya ternyata tidak mampu menikmati ekonomi yang ada pada pembangunan megacity.  Mereka tidak mampu untuk mencicipi kue nilai ekonominya karena harga-harga yang melambung tinggi, lantas tingginya harga ini ternyata juga membawa malapetaka bagi perekonomian. Harga pada bangunan, sewa apartement mewah ini ternyata semakin tinggi  seiring dengan besarnya jumlah ketinggian lantai. Harga ini terus melambung hingga menjadi harga yang tak wajar serta dapat dimungkinkan membentuk sebuah gelembung ekonomi, atau disebut dengan bubble economy. Fenomena buble di perkotaan terus berkembang dan mengambung hingga sekarang sebagai akibat pembangunan yang tidak sempurna.

Selama ini pembangunan di perkotaan hanya melibatkan segelintir pengusaha hingga dia mampu menciptakan harga dan membentuk sebuah produk dimana produk tersebut sangat economis. Kemudian produk yang unik ini menciptakan permintaan yang sangat besar hingga memicu kelangkaan produk dipasar. Produk ini biasanya dikembangkan oleh teknologi yang canggih, disinilah seorang produsen dapat bermain harga sesuai dengan teori permintaan dimana disaat permintaan meningkat akan memunculkan harga yang raksasa. Kemudian hal inilah dapat memungkinkan memunculkan berbagai masalah tak terkecuali buble economy, selain itu juga belaku hukum rimba dimana yang memiliki modal disitulah mereka berkuasa. Timbullah permasalahan sosial dimana kesenjangan sosial akan tercipta dan menghantu-hantui keamanan di ibukota. Sayangnya hanya sedikit yang peduli dengan fenomena ini di ibukota. Pemerintah sebagai penanggung jawab perkotaan tutup mulut cukup dibungkam dengan sejumlah uang oleh bangsawan. Mereka sangat cerdik dan kreatif hingga mereka mampu menghapus jejak kebusukannya.

Kebanyakan perusahaan memilih menempatkan kantor pusatnya berada di ibukota, karena kemudahan akses dalam berinvestasi di perkotaan. mereka Justru banyak yang meragukan akan potensi yang ada pada pedesaan. Sehingga jarak pembangunan yang ada di perkotaan dan pedesaan semakin jauh. Hingga membiarkan  perkotaan ini menguasai perekonomian sebuah negara lalu sebagian besar ekonomi ini beredar di perkotaan dan mengabaikan perkembangan pedesaan. Hal ini sangat membahayakan bagi perekonomian Indonesia , apalagi selama ini hanya pulau jawa saja yang mendominasi dalam pergerakan perekonomian Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa pulau Jawa akan mengalami buble dalam perekonomian apabila situasi ini tidak segera  di cegah dan antisipasi.  Pulau jawa yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dibanding dengan pulau lainnya, kemudian pulau ini juga memproduksi produk tertinggi dari pada pulau lainnya. Hal ini menampar pemerintahan Jokowi untuk peduli  dengan pedesaan dalam menjadikan sasaran pembangunan. Saat ini melalui dana desa telah memberikan sinyal bahwa kue ekonomi ini tidak hanya beredar di perkotaan saja melainkan pedesaan juga dapat menikmatinya.

Baca Juga : https://asyafina.com/jadikan-sampah-menjadi-berkah-belajar-pengelolaan-sampah-di-depok/

Ancaman buble ekonomi  di perkotaan menyerang pada beberapa aspek kehidupan masyarakat kota. Tentu kejadian ini tidak jauh dari pekerjaan di perkotaan, salah satunya adalah buble  terjadi pada pasar modal,  kejadian ini mengapa hanya terjadi pada masyarakat perkotaan, Orang pedesaan yang memiliki faktor pendidikan yang relatif lebih rendah dari orang perkotaan memungkinkan sedikit keterlibatan dalam buble di pasar modal. Sehingga orang perkotaanlah yang mendominasi keterlibatan pada pasar modal di Indonesia.  Pasar modal merupakan pasar yang sangat rentan terhadap buble dalam perekonomian, sebagai bukti pada kasus buble dalam saham dan obligasi. Mereka yang berspekulasi akan harga yang terus naik hingga mengalami turun tiba-tiba, hal ini membuat para investor panik dan menjual saham yang dimilikinya. padahal pasar modal ini memiliki peranan krusial bagi perusahaan untuk berekspansi dan berkembang.

Fenomena buble ternyata tidak hanya pada sektor riil, sektor keuangan pun juga memiliki potensi buble yang mengerikan bagi perekonomian sebuah negara. Seperti contoh pada system keuangan yang berbasis pada bunga, dimana bunga dijadikan sebagai harga dan uang dijadikan sebagai komoditas. Pada sektor keuangan yang diharapkan dapat membantu untuk perkembangan sektor riil kini tidak mampu lagi, sektor keuangan ternyata diijinkan  untuk melakukan penggelembungan pada sisi ekonominya. Karena uang sebagai alat tukar untuk membantu proses jual beli pada barang , kini menjadi sebuah komodiats  yang dapat diperjual belikan. Diperparah lagi perkembangan keuangan jauh lebih besar daripada sektor riil, akibatnnya sektor keuangan akan terus mengalami penggelembungan yang besar jauh meninggalkan  sektor riil. Disinilah bubble dapat terbentuk. Kejadian ini kerap terjadi pada daerah perkotaan karena penduduk perkotaan yang mayoritas mengandalkan sektor jasa dari pada penduduk pedesaan yang mayoritas mengandalkan sektor barang.

Semakin pesat pembangunan maka disitulah pula semakin besar kemungkinan terjadinya buble economy. Buktinya pembangunan sebuah pasar modern / swalayan di ibukota yang memiliki nilai ekonomi besar, hingga memunculkan sinyal-sinyal dari masyarakat untuk meningkatkan harga jualnya, semakin dekat dengan tempat -tempat penting di daerah perkotaan maka pemilik tanah memiliki kekuatan untuk menaikkan harga jual tanah yang mereka miliki. Harga jual yang tinggi ini memicu biaya yang tinggi juga bagi produsen, hingga fenomena kenaikan harga sebagai bentuk impas biaya dilakukan oleh produsen. Biaya hidup pun meningkat, banyak penduduk perkotaan yang hanya mengandalkan sektor jasa mersa dirugikan, sebagai akibat biasnya kebijakan pemrintah dalam menetapkan gaji mereka. Pada akhirnya kemiskinan pun bermunculan, Pembangunan yang seperti inilah yang dikhawatirkan, mereka tidak mampu menikmati hasil dari pembangunan yang ada diperkotaan.

Fenomena buble di perkotaan juga terjadi pada pasar moneter, buktinya adalah fenomena yang sekarang ini terjadi yaitu munculnya bitcoin. Bitcoin merupakan alat ransaksi yang diciptakan  sebagai alat transaksi yang lebih mudah daripada alat transaksis sekarang. Namun yang terjadi adalah banyak ekonom masih memperdebatkan eksistensi pada bitcoin ini, banyak teori moneter tidak mampu menjawab adanya fenomena bitcoin ini. Sementara itu harga bitcoin yang terus melambung tinggi membawa bitcoin komoditas yang rentan mengalami kebublelan yang nyata. Jumlahnya yang terbatas didunia, dan harga yang terus melambung tinggi bitcoin ini menjadi salah satu tempat investasi yang nyaman bagi investor. Namun ancaman buble pada bitcoin akan terus menghantui seiring dengan kenaikan harga yang tidak wajar pada alat transaksi ini. Lantas yang mengetahui tentang bitcoin ini bukanlah orang-orang pedesaan melainkan orang perkotaan yang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk melakukan transaksi tersebut.

Fenomena buble diperkotaan sudah harus diwasapadai, kajadian perekonomian yang buruk akan menimbulkan terjadinya krisis. Sebagaian besar krisis ekonomi dan keuangan terjadi karena terjadinya buble dalam perekonomian. Buble dapat menjadi sebuah katalisator dalam terjadinya buble di prekeonomian di sebuah negara. Buble juga akan membawa penduduk yang buruk ekonomnya  terjebak kedalam jurang kemiskinan karena harga yang terus melambung tingga dan mereka tidak mampu untuk menjangkaunya. Buble juga mampu merusak system perekomian sebuah negara, karena system yang terus tergerus oleh gelembung-gelembung ekonomi yang membahayakan. Sejauh ini penanganan terhadap fenomena ini masih terbatas dan belum secara intensive. Karena fenomena ini sangat sulit untuk diprediksi dan ditangani. Selama ini penangaanan masih belum effective dan efisien. solusi yang ditunggu tungu selama ini adalah inovasi bagaimana cara menghindari atau mencegah terjadinya buble dalam perekonomian. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah pembangunan yang seimbang antara manusia dan ekonominya. Pembangunan yang seimbang akan memberi dampak pada kesadaran manusia akan konsekuensi dari apa yang mereka buat. Kesadaran inilah yang dapat dijadikan sebagai pencegahan pada buble economy.

Kehidupan perkotaan telah dianggap sebagai kehidupan yang paling rentan terhadap terjadinya buble ekonomi, perkotaan yang diharapkan sebagai pusat sebuah  peradaban kini malah sebagai pusat permasalahan krisis ekonomi malanda. Diperparah lagi dengan permasalahan diibukota yag kini belum mencapai titik temu, ancaman buble economy akan terus menghantui jika pemerintah tidak mengambil tindakan.  Pemerintah perkotaan harus memerhatikan permasalahan dalam pembangunan di ibukota sehingga dapat  perkotaan dijadikan sebuah harapan ekonomi masa depan yang cerah.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Click here to login or register