Tasamuh: Toleransi di Era Millenials
Tasamuh: Toleransi di Era Millenials – Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan apa yang saya tulis dalam tugas akhir selama kuliah 4 tahun di Universitas Indonesia yaitu tasamuh / toleransi beragama.
akhir-akhir ini marak terjadi kasus-kasus intoleransi antar agama antar golongan etnis bahkan antar ormas. Mulai mulai dari kasus kasus Ahok lalu kasus pelarangan adzan dengan menggunakan pengeras suara, kemudian baru-baru ini kasusnya Agus yang diusir oleh warga setempat karena beda agama.
Bahkan yang sering kita temui di bulan Ramadhan sendiri, orang makan secara bebas dimana saja tanpa melihat sekelilingnya yang tengah menjalankan ibadah puasa terutama pada kaum hawa.
Apalagi tinggal dilingkungan sekitar Universitas Indonesia dimana banyak para pendatang-pendatang baru yang mungkin memiliki kepercayaan berbeda dengan kita tentunya nya kita harus saling menghormati dan saling bertoleransi antar agama.
Bahkan kita harus bisa memberikan contoh yang baik sehingga perilaku yang baik ini menjadi dakwah bagi Agama Islam sehingga orang lain akan tertarik dengan agama apalagi mahasiswa itu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai hal-hal baru yang dia jumpai. Itulah yang dijadikan kunci oleh para Wali Songo dalam menyebarkan dan diterima oleh masyarakat sekitar karena ajaran toleransi terhadap budaya agama kepercayaan masyarakat sekitar.
Padahal sikap toleransi beragama telah ditunjukkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam saat membangun kota Madinah.
Buktinya adalah piagam Madinah yang diakui sebagai dokumen modern pertama kali di dunia oleh sejumlah kalangan tentang kehidupan Madinah yang dikelola dengan semangat toleransi para penduduknya untuk non muslim seperti Nasrani Yahudi dan sebagainya memiliki hak politik yang sama sebagai warga Madinah.
kehidupan mereka dilindungi oleh negara sama seperti penduduk muslim tentu saja ada kesepakatan kesepakatan yang telah dibentuk oleh pihak pemerintah dan mereka itulah hakikatnya demokrasi berdasarkan konsensus antar semua pihak sehingga semua bertindak berdasarkan itu,
Kemudian perilaku toleransi juga ditunjukkan oleh Para founding fathers negeri kita seperti yang kita ketahui Piagam Jakarta, Piagam Jakarta ini asal-usul terlahirnya sila-sila Pancasila awalya di pasal 1 itu berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya namun pasal ini dirasa hanya terfokus pada penduduk muslim saja padahal yang kita ketahui Indonesia ini tidak hanya orang muslim yang meninggali di negeri ini ada Kristen Konghucu Budha Hindu.
Salah satu penyebab seseorang ini memiliki perilaku intoleran adalah adanya kecemburuan sosial iri dengki. Kalau kita perhatikan sikap ini merupakan salah satu penyakit hati.
Adanya penyakit hati ini itu seperti kayu bakar kemudian dikasih bumbu-bumbu sentimen agama ya semakin membuat seseorang ini intoleran.
Pokok utama adalah terdapat pada penyakit hati kita. Seperti yang diisyaratkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang menyatakan bah-wa
لاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Seseorang yang bersih hatinya akan terwujud pada Mulia akhlaknya seperti yang sudah diungkapkan oleh Rasulullah demikian. bahkan Imam Ghozali menyatakan anjuran untuk mendeklarasikan jihad terhadap 14 musuh yang tidak bisa terlihat; apa aja musuhnya tidak bisa terlihat itu pertama egois Arogan kesombongan keserakahan nafsu intoleransi kemarahan berbohong menipu gosip dan juga memfitnah jika kita sudah mampu mengalahkan 13 musuh tadi kita akan lebih mudah mengalahkan musuh yang nyata di depan kalian.
penyakit hati ini dapat ditanggulangi dengan zikir kepada Allah seperti yang sudah kita pelajari oleh skhina tentang bagaimana kita belajar dzikir kepada Allah untuk membersihkan hati kita yang kotor yang banyak dosa ini dengan kalimat Lailahaillallah kita dapat membersihkan atau refresh ulang hati yang kotor tadi bahkan Allah sendiri berfirman dalam Quran surat al anfal ayat 24
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِه
Artinya: Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah a Allah membatasi antara manusia dan hatinya (berkomunikasi) dengan manusia itu melalui qolbunya. menurut tafsir qurays shihab Ketahuilah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah menguasai dan mengarahkan hati kalian pada apa yang Dia kehendaki.
Allah akan membuat dinding pemisah antara diri dan hati kalian jika mendapat bisikan hawa nafsu. Oleh sebab itu Mari kita luruskan hati kita lagi mumpung ini masih di bulan Romadhon bulan yang disebut sebagai bulan pembelajaran atau yaumul Tarbiyah kita sama-sama Bagaimana belajar dzikir yang baik yang sudah dicontohkan oleh guru-guru kita. Sebelum saya tutup khutbah singkat ini ada syair populer di era sekarang yang mengajarkan tentang konsep toleransi beragama
Baca Juga :
- Toleransi Beragama Dalam Model Matematika Ekonomi
- Bagaimana cara terbaik untuk belajar Islam?
- Belajar Agama Mulai dari mana
Deen Assalam
Kala ha dil ar maa taq fi masahat
La u na hasib la sama hat
Wan ta ayas na bahb
La ta ghay kal ar tha nas kan kal ya ghar
Ab ta hayat wab salaam
An syaru wah lal kalam
Zay nu dini yakh te rabb
Ab ma habbat wab ta sam
An syaru ba anil ana
Ha da hud deen as salaam
Deen Assalam
Seluruh bumi ini akan terasa sempit
jika kita hidup tanpa toleransi
namun jika hidup dengan perasaan cinta
meski bumi sempit kita kan bahagia
melalui perlaku mulia dan damai
sebarkanlah ucapan yang manis
hiasilah dunia dengan sikap yang hormat
dengan cinta dan senyuman
sebarkanlah diantara insan
Inilah Islam agama perdamaian
Ingin Publikasi Jurnal dilaman : Asyafina Jurnal
Responses