Hadits Kunci Surga: Sebuah Kisah Sahabat Anshor menjadi ahli Surga
Hadits Kunci Surga: Sebuah Kisah Sahabat Anshor menjadi ahli Surga-Kisah ini menceritakan tentang seorang laki-laki dari kaum Anshar yang dikatakan sebagai penghuni Surga oleh Rasulullah SAW. Laki-laki tersebut dikenal sebagai sosok yang tidak pernah merasa iri atau hasad terhadap kenikmatan yang diterima oleh sesama muslim.
Pada suatu hari, saat para sahabat sedang duduk-duduk bersama Rasulullah SAW, beliau menyatakan bahwa seorang laki-laki penghuni Surga akan segera datang. Beberapa saat kemudian, seorang laki-laki dari Anshar yang baru saja selesai melakukan wudhu dan membawa sandal di tangan kirinya, melewati mereka.
Esok harinya, Rasulullah SAW kembali menyatakan bahwa seorang laki-laki penghuni Surga akan melewati mereka. Dan benar saja, laki-laki yang sama kembali melewati mereka dengan kondisi yang sama seperti hari sebelumnya. Hal ini terjadi lagi pada hari ketiga, hingga akhirnya Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti laki-laki tersebut dan menginap di rumahnya selama tiga hari.
Setelah menginap, Abdullah menyadari bahwa laki-laki tersebut tidak melakukan amalan-amalan yang dianggap besar, namun ia selalu membaca dzikir dan takbir saat terjaga dari tidur serta selalu melakukan wudhu sebelum subuh. Saat ditanya, laki-laki tersebut menyatakan bahwa amalannya hanyalah tidak pernah merasa iri atau hasad terhadap kenikmatan yang diterima oleh sesama muslim.
Kisah ini menunjukkan bahwa amalan yang sebenarnya dapat mengantarkan seseorang ke Surga bukanlah amalan-amalan yang dianggap besar dan spektakuler, namun amalan yang sederhana seperti tidak merasa iri atau hasad terhadap kenikmatan sesama dapat memberikan pahala yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu berusaha untuk tidak merasa iri atau hasad terhadap kenikmatan yang diterima oleh orang lain, karena ini adalah salah satu amalan yang dapat mengantarkan kita ke Surga.
Pelajaran Berharga untuk memperoleh Kunci Syurga
Kisah yang diceritakan oleh Anas bin Malik ini mengajarkan kita tentang pentingnya sifat tidak hasad dalam hidup sebagai muslim. Lelaki Anshar yang diceritakan dalam kisah tersebut tidak dikenal karena amal-amal besarnya, namun ia diakui sebagai penghuni Surga karena sifat tidak hasad yang dimilikinya.
Sifat hasad adalah rasa iri yang dalam terhadap kenikmatan atau keberuntungan yang diterima oleh orang lain. Ini adalah sifat yang sangat merugikan bagi seseorang, karena dapat menghalangi perkembangan diri dan menghambat perkembangan hubungan sosial.
Lelaki Anshar yang diceritakan dalam kisah ini tidak pernah memiliki rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya. Ini adalah sifat yang sangat diinginkan oleh setiap muslim, karena sifat ini akan membuat seseorang dapat menerima kenikmatan dan keberuntungan yang diterima oleh orang lain dengan ikhlas.
Sebagai muslim, kita harus berusaha untuk menjauhi sifat hasad dan memperbanyak amal-amal yang dapat mengangkat derajat kita di sisi Allah. Kita harus belajar dari kisah lelaki Anshar ini untuk menjadi seseorang yang tidak hasad dan menerima kenikmatan yang diterima oleh orang lain dengan ikhlas.
Kisah ini juga mengingatkan kita akan pentingnya amalan-amalan kecil dalam hidup sehari-hari. Meskipun lelaki Anshar tidak dikenal dengan amal-amal besarnya, namun ia diakui sebagai penghuni Surga karena amalan-amalan kecil yang selalu ia lakukan setiap hari.
Jadi, jangan pernah menganggap remeh amalan-amalan kecil dalam hidup sehari-hari. Setiap amalan yang kita lakukan, baik besar atau kecil, akan menjadi bekal kita di akhirat nanti.
Baca juga :
Responses